Analisis Unsur Intrinsik Puisi Di bawah Selimut Kedamaian Palsu Karya Weji Tukul
Di bawah selimut kedamaian palsu - Weji Tukul
apa gunanya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
apa guna baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong dengan kaum cukong
di desa-desa
rakyat dipaksa
menjual tanah
tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah apa guna baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
Analisis :
a. Diksi
Mengibuli : menipu
• kalau hanya untuk mengibuli : Dalam kalimat berarti terdapat segelintir orang yang memiliki ilmu akan tetapi mereka mempersalah gunakan ilmu tersebut untuk membohongi atau menipu orang lain.
Bungkam : tutup mulut
• kalau mulut kau bungkam melulu : Dalam kalimat ini bermaksud sebaiknya setiap ilmu yang kita miliki lebih baik untuk diamalkan kepada orang lain agar lebih bermanfaat.
Moncong : mulut yang panjang atau memanjang
• “di mana-mana moncong senjata” : Dalam kalimat ini bermaksud senjata yang panjang dapat disebut dengan moncong dan mampu berdiri gagah dengan keadaan siap menembak untuk siapapun yang dianggap bersalah.
Cukong : orang yang mempunyai uang banyak yang menyediakan dana atau modal yang diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain
• dengan kaum cukong : Dalam kalimat ini bermaksud masih ada segilintir orang yang berkomplotan dengan orang yang memiliki banyak uang dengan tujuan tertentu yang bersifat buruk.
b. Pencitraan
• Citraan gerak : “berdiri gagah”
Penyair membuat pembaca memiliki gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak. Yang dimaksudkan penyair tersebut adalah sebuah pistol yang dapat berdiri dengan gagah dapat menembak siapa saja.
• Citraan penglihatan : “di mana-mana moncong senjata”
Penggunaan kata-kata yang digambarkan secara langsung melalui indra penglihatan (visual) manusia. Pengarang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat senjata dimana saja yang selalu mengawasi kita.
c. Persajakan (Rima)
•Rima akhir (aa bb)
kongkalikong
dengan kaum cukong
di desa-desa
rakyat dipaksa
d. Gaya Bahasa
Personifikasi yaitu majas yang mengumpamakan benda mati seolah-olah hidup, seperti:
“di mana-mana moncong senjata” : senjata yang merupakan benda mati dianggap mocong karena ujung senjata memiliki bentuk yang panjang.
Repitisi yaitu kata, frasa, klausa atau kalimat untuk mempertegas makna, seperti :
“apa guna baca buku kalau mulut kau bungkam melulu” : pengulangan ini digunakan untuk memperkuat daya puisi dan kedalaman makna.
e. Tema
Kemanusiaan : Dalam Puisi Dibawah Selimut Kedamaian Palsu karya Wiji Tukul ini jika kita memiliki ilmu janganlah sampai dipergunakan untuk menindas orang lain, kita harus dapat menggunakan ilmu yang kita miliki dengan bijak.
f. Amanat
Kita sebagai seseorang yang berpendidikan hendaklah berani untuk berbicara melawan ketidakadilan yang ada. Jangan takut untuk membela kebenaran waupun harus menumpahkan darah sekalipun, karena jika kita takut maka ketidakadilan akan semakin menggertak kita. Jangan sampai ilmu yang kita miliki untuk menyakiti orang lain, sebab ilmu adalah anugrah dari tuhan untuk kita amalkan dan kita manfaatkan dengan baik.
g. Nada
Penyair menceritakan dengan nada serius (sungguh-sungguh) yang mendalam untuk memperingatkan kepada orang yang memiliki ilmu agar lebih bijak memanfaatkan ilmunya.
h. Tipografi
Tipografi merupakan tampilan wajah puisi yang dibuat oleh pengarang. Puisi “Dibawah Selimut Kedamaian Palsu” memiliki tampilan larik yang seragam (rata kiri). Penulisan antara larik yang satu dengan lainnya lurus kiri. Penulisan puisi itu terlihat tidak memiliki perbedaan tiap lariknya.
Komentar
Posting Komentar