Analisis Sastra Anak: Cerpen Bukit Kambing
Judul : Bukit Kambing
Penulis : Leanita Winandari
Penerbit : Majalah Bobo
- Sinopsis Cerpen Bukit Kambing
Pagi tadi Tante Nurul datang ke rumah Adel dan mengajak ke Pantai Pulau Merah. Pantai ini merupakan tempat wisata yang terkenal di Jawa Timur. Kata Ibu, acara piknik tersebut benar-benar mendadak, sehingga Adel tidak diajak. Lagi pula, Adel sedang berkemah di sekolah. Adel ingin Ibu dan Ayah meminta izin pada gurunya agar Adel bisa pulang dulu dan ikut piknik. Sudah lama ia ingin berkunjung ke Pantai Pulau Merah. Adel semakin penasaran ketika melihat liputannya di televisi beberapa waktu lalu. Ayah berusaha merayu Adel dengan mengajaknya ke Pantai Pulau Merah minggu depan karena sedan tua ayah tidak kuat dan jalanan menuju Pantai Pulau Merah rusak. oba saja mobil Ayah lebih bagus, pikir Adel. Mungkin mereka bisa kapan saja pergi ke Pantai Pulau Merah. Akan tetapi, Adel tahu, Ayah tidak akan mengganti mobil dengan yang baru jika yang lama masih bisa dipakai.
Minggu paginya Ibu menyuruh Adel untuk mandi dan bersiap-siap. Ibu tersenyum sambil mengerlingkan mata. Adel bersorak dalam hati. Tanpa diberi tahu, ia sudah bisa menebak kalau mereka akan pergi ke Pulau Merah. la mandi cepat-cepat dan segera memakai kaos oblong dan celana pendek selutut. Adel heran mengapa Ayah memakai sedan tua miliknya. Padahal, tadinya ia mengira Ayah meminjam mobil Tante Nurul. Perlahan Ayah melajukan mobil. Ke arah barat, bukan ke timur. Adel kaget. Ia tahu betul kalau arah Pantai Pulau Merah itu ke timur, bukan ke barat. Ternyata Ayah mengajak ke Bukit Kambing. Sepanjang perjalanan, Adel hanya diam dan tak menimpali perkataan Ayah atau Ibu. Sedan tua Ayah melaju ke arah selatan kota. Ke daerah Payangan yang kata Ayah merupakan kampung nelayan. Mereka akan berbelanja beberapa ikan segar untuk keperluan arisan keluarga hari Senin besok.
Ternyata didekat kampung tersebut terdapat pantai, Adel merasa sangat senang. Dengan hati-hati, ia mendaki bukit yang ditumbuhi rerumputan hijau. Adel gembira ketika sampai di puncak bukit. Bukit ini dikenal sebagai Bukit Kambing karena biasanya para nelayan menggembalakan kambing mereka di bukit ini. Letaknya hanya beberapa ratus meter dari pantai. Adel menghempaskan tubuhnya di atas rumput hijau. Tubuhnya berkeringat, tetapi hatinya sangat senang. Dari atas Bukit Kambing, ia bisa melihat laut luas dan karang-karang cantik di tengahnya. Sambil menikmati pemandangan yang ada disekelilingnya, Adel membuka bungkus makanan ringan. Ayah yang mengetahui hal tersebut, mengingatkan Adel untuk membawa turun sampahya.
Tema pada cerpen Bukit Kambing di atas adalah liburan bersama keluarga. Berlibur bersama keluarga dapat merekatkan hubungan keluarga, mengurangi stress, membuat perasaan bahagia, dan merupakan cara terbaik untuk mengajarkan hal baru kepada anak.
- Tokoh
Terdapat tiga tokoh dalam cerpen di atas, yaitu ibu, Ayah dan Adel.
- Ibu memiliki sifat penyayang dan pengertian kepada anak-anaknya. Ibu adel melarang Adel ikut pergi ke Pantai Merah karena ibunya mengerti jika acara sekolah Adel lebih penting dari pada acara pergi ke Pantai Merah.
- Ayah juga memiliki sifat penyanyang, pengertian, suka menghibur dan bertanggung jawab. Ayah menepati janjinya untuk mengjak adel pergi berlibur di hari Minggu.
- Adel memiliki sifat sabar, penurut, dan periang. Adel menurut kepada orangtuanya untuk bergegas bersiap ketika akan pergi. Adel juga sabar menunggu hari Minggu, hari dimana ayahnya berjanji untuk mengajaknya berlibur. Saat sampai di lokasi Adel begitu ceria menikmati pemandangan alam yang indah.
- Latar
Latar yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah latar tempat, waktu dan suasana.
- Latar Tempat
Cerpen ini memiliki beberapa latar tempat. Setting atau latarnya berada di sebuah rumah, Kampung Nelayan, dan Bukit Kambing.
- Latar waktu
Latar waktu yang digambarkan dalam cerpen ini adalah pagi, dimana didominasi kejadian peristiwa yang terjadi ketika pagi hari.
- Latar suasana
Dalam cerpen ini terdapat latar suasana yang menyenangkan karena Adel dan keluarganya dapat berlibur di tempat yang sebelumnya belum pernah ia kunjungi. Tempat itu adalah Bukit Kambing yang memiliki pemandangan alam yang indah. Hal inilah yang membuat Adel dan keluarganya sangat gembira.
- Alur
Alur yang digunakan dalam cerpen ini menggunakan alur Maju. Kisahnya dimulai dari Adel yang tidak diperbolehkan ikut kedua orangtuanya untuk pergi ke Pantai Merah karena bertepatan dengan acara kemah disekolahnya. Kemudian, ayah menghiburnya dengan berjanji untuk mengajak Adel pergi belibur di hari Minggu. Akhirnya keluarga Adel dapat berlibur bersama di Bukit Kambing yang tak kalah indahnya dengan Pantai Merah.
- Amanat
Terdapat amanat atau pesan moral yang dapat diambil dari cerpen ini. Amanat dalam cerpen ini mengenai kesabaran, jika menginginkan sesuatu maka harus bersabar agar mendapat sesuatu yang lebih baik. Cerpen ini juga mengajarkan untuk menjaga lingkungan. Ketika berlibur di alam atau dimanapun itu, tidak boleh meninggalkan sampah. Indonesia sangat kaya akan pemandangan alamnya yang indah, jika tidak dirawat maka akan rusak dan keindahannya akan menghilang. Untuk itu, sampah sekecil apapun itu harus dibuang pada tempatnya.
- Komentar
Menurut saya, cerpen ini sangat cocok dibaca untuk anak-anak karena cerpen Ini dikemas dengan sangat bagus, bahasa yang digunakan ringan sehingga mudah di mengerti anak-anak. Cerpen ini juga di lengkapi dengan ilustrasi bergambar yang menambah keindahan dan ketertarikan ketika membaca. Alur cerita juga mudah dipahami anak. Isi cerita ini ringan dan memiliki pelajaran bermakna untuk menambah wawasan anak mengenai tempat-tempat yang indah di Indonesia.
- Nilai Pendidikan Karakter
Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerpen ini adalah cinta tanah air. Cinta tanah air merupakan sikap dan perbuatan yang menunjukkan kesetiaan, dan kepedulian terhadap lingkungan, budaya, dan ekonomi. Dalam cerpen ini terdapat kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini terlukis ketika Adel yang sedang menikmati pemandangan alam sambil memakan makanan ringan diingatkan oleh ayahnya untuk membawa sampah itu turun. Pada kejadian tersebut keluarga Adel mencerminkan cinta tanah air dengan menjaga lingkungan alam sekitar.
Komentar
Posting Komentar