Analisis Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari Dengan Komponen Semiotik
Cerpen senyum karyamin karya Ahmad Tohari mengangkat cerita dari kehidupan sehari-hari penduduk desa yang sederhana, tetapi penuh dengan ironi. Ahmad Tohari merangkai cerita dengan bahasa yang ringan namun bermakna dalam. Cerpen Senyum Karyamin mengisahkan pemuda yang selalu tersenyum. Pemuda itu bernama Karyamin yang ternyata kisahnya dalam cerpen ini sangat menampar pembaca. Pada cerpen ini terdapat pesan moral mengenai pembelajaran dalam kehidupan. Dalam cerpen ini juga terdapat banyak kode, tanda, dan makna yang dapat dianalisis agar dapat memahami pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
Cerpen Senyum Karyamin mempunyai kode aksi yang menarik. Tindakan yang dilakukan oleh tokoh menjadi petunjuk karakter atau sifat. Hal ini sesuai penggunaan kode aksi, jika ditelaah lebih dalam akan ditemukan karakter tokoh. Beberapa tokoh memiliki kode aksi yang berbeda sehingga saling mendukung jalannya cerita keseluruhan. Dalam cerpen ini, aksi yang paling dominan dilakukan oleh Karyamin yang bertindak sebagai pencari batu. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
“Atau sesuatu itu bisa melupakan buat sementara perihnya jemari yang selalu mengais bebatuan.” (Tohari, 2013:3)
Pada kutipan cerpen tersebut, menceritakan Karyamin yang mencari batu di sungai. Kegiatan itu ditandai Karyamin “mengais” bebatuan. Terdapat makna yang terkandung dalam kode aksi tersebut, yaitu sikap Karyamin yang selalu bekerja keras dan pantang menyerah untuk mencari nafkah. Hal ini ditandai dengan semangat Karyamin dalam mencari batu hingga jarinya perih karena terus mengais bebatuan.
Kebudayaan merupakan pedoman yang diyakini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cerpen Senyum Karyaminkode kultural terlihat sangat menonjol. Kode kultural tersebut terlihat dari adanya hubungan manusia dengan masyarakat. Berikut ini adalah kutipan dalam cerpen yang menjelaskan kode kultural tersebut.
“Ya. Kamu memang mbeling, Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi. Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kaupersulit."
Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar, Karyamin juga mendengar detak jantung sendiri. Tetapi Karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging senyum. Senyum yang sangat baik untuk mewakili kesadaran yang mendalam akan diri serta situasi yang harus dihadapinya. Sayangnya, Pak Pamong malah menjadi marah oleh senyum Karyamin.” (Tohari, 2013:6)
Melalui kutipan tersebut terlihat seseorang yang seharusnya memanusiakan manusia, tidak memiliki kepekaan sosial terhadap kondisi disekitarnya. Kode kultural dapat ditandai ketika seseorang menagih dana bantuan untuk menolong orang yang kelaparan di Afrika. Upaya ini dimaksudkan untuk hubungan manusia dengan masyarakat. Akan tetapi, terdapat kesalahan akibat ketidaksadaran terhadap nilai kemanusiaan yang seharusnya orang terdekat sedang membutuhkan bantuan, malah dimintai bantuan. Padahal nilai kemanusiaan merupakan hal yang utama ketika ingin mencapai nilai moral yang lebih baik.
Selanjutnya, terdapat kode simbolik yang memiliki hubungan dengan tema dalam artian yang sebenarnya. Kode simbolik dalam cerpen Senyum Karyamin muncul pada simbol “senyum”. Senyum dalam cerpen ini sebagai representasi keadaan para tokoh yang selalu tersenyum meskipun terdapat himpitan ekonomi yang semakin kuat, para pengumpul batu selalu tersenyum setiap saat, walaupun mereka memiliki hutang. Senyum juga menggambarkan tokoh Karyamin dan para pengumpul batu yang tegar dalam menghadapi kehidupan mereka yang penuh dengan tantangan. Senyum tidak hanya menggambarkan realitas kehidupan para tokoh pedesaan yang sederhana, tetapi juga terdapat kritikan terhadap kalangan yang tidak mau sadar dan peduli terhadap kondisi orang disekitarnya.
Dari hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan jika karya sastra sering kali memiliki tanda yang sengaja dibuat oleh pengarang untuk dapat dipecahkan maksudnya oleh pembaca. Dengan semiotika pembaca dapat mengetahui maksud dan memahami makna dari karya sastra karena semiotika merupakan ilmu mengenai sistem tanda. Dalam semiotika terdapat tiga komponen yang mendasarinya. Ketiga komponen tersebut berupa tanda, kode, dan makna.
Komentar
Posting Komentar