5 Cerpen yang Mengandung Nilai Kehidupan

 


Dalam dunia sastra, cerpen-cerpen memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan mengajarkan kita nilai-nilai kehidupan yang berharga. Dalam setiap cerita pendek ini, terkandung pesan-pesan yang mendalam dan menggugah pemikiran kita. Melalui perjalanan karakter dan alur cerita yang singkat namun padat, lima cerpen yang akan kita bahas ini mampu merangkul beragam aspek kehidupan manusia. Dari cerita tentang keberanian, pengorbanan, harapan, persahabatan, hingga pengampunan, cerpen-cerpen ini menjadi cermin bagi kita untuk melihat diri sendiri, menghadapi tantangan, dan menghargai nilai-nilai yang esensial dalam hidup. Mari kita jelajahi dan mendalami pesan-pesan berharga yang terkandung dalam lima cerpen penuh makna ini.

1. Robohnya Surau Kami – A. A. Navis 

Cerpen “Robohnya Surau Kami” bercerita tentang kisah tragis matinya seorang Kakek penjaga surau (masjid yang berukuran kecil). Si Kakek, meninggal dengan menggorok lehernya sendiri setelah mendapat cerita dari Ajo Sidi-si Pembual, tentang Haji Soleh yang masuk neraka walaupun pekerjaan sehari-harinya beribadah di Mesjid, persis yang dilakukan oleh si Kakek. Haji Soleh dalam cerita Ajo Sidi adalah orang yang rajin beribadah, semua ibadah dari A sampai Z ia laksanakan semua, dengan tekun. Tapi, saat “hari keputusan”, hari ditentukannya manusia masuk surga atau neraka, Haji Soleh malah dimasukkan ke neraka.  

Haji Soleh memprotes Tuhan, mungkin dia alpa pikirnya. Tapi, mana mungkin Tuhan alpa, maka dijelaskanlah alasan dia masuk neraka, “kamu tinggal di tanah Indonesia yang mahakaya raya, tapi, engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.” Merasa tersindir dan tertekan oleh cerita Ajo Sidi, Kakek memutuskan bunuh diri. Dan Ajo Sidi yang mengetahui kematian Kakek hanya berpesan kepada istrinya untuk membelikan kain kafan tujuh lapis untuk Kakek, lalu pergi kerja.  

Cerpen ini bertema mengenai seorang kepala keluarga yang lalai, sehingga masalah kelalaiannya itu akhirnya mampu membunuh dirinya sendiri dan berlatar tempat di sebuah surau, kota, dan pasar. Dari cerita tersebut kita dapat mengambil banyak manfaat dan hikmah. A.A Navis sendiri dengan lihai dapat mencampurkan nilai moral dan nilai religius sehingga kita pun ikut berfikir dengan perbuatan kita selama di dunia. Melalui cerpen ini kita juga dapat mengingat kembali bahwa tujuan hidup manusia bukan sebatas mencari kebaikan untuk akheratnya saja, melainkan mencari kebaikan di dunia maupun di akherat. Terdapat pula amanat agar jangan cepat bangga atas perbuatan baik yang kita lakukan karena hal ini bisa saja baik di hadapan manusia tetapi belum tentu baik di hadapan Tuhan.

 

2. Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-Kata – Putu Wijaya 

Cerpen ini menceritakan seorang bapak yang sedang mencari bunga untuk hadiah ulang tahun. Sudah lama dia mencari bunga yang cocok untuk hadiah ulang tahunnya tetapi belum juga diperoleh. Dia baru mendapatkannya ketika seorang gadis pemilik toko bunga menawarkan bunga hasil rangkaiannya yang tidak di jual, bapak tersebut membeli bunga untuk hadiah ulang tahunnya sendiri. Bukan sesuatu yang sulit untuk mengucapkan selamat ulangtahun, ucapan selamat ulang tahun bisa membuat bahagia untuk seseorang yang sedang ulang tahun.  

Ucapan selamat sebenarnya tidak mengganggu kesibukan si pemberi selamat sama sekali. Akan tetapi, keluarga, teman-teman, anak, istri dari bapak tersebut mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga dia membeli bunga untuk dirinya sendiri dan juga mengucapkan selamat untuk dirinya sendiri. Hingga akhirnya Gadis pemilik toko bunga itu langsung mengembalikan uang bapak pembeli bunga dan mengatakan bahwa bunga itu hadiah untuk dia untuk hadiah ulang tahunnya dan mengantarkan dia pulang dengan mobil ferrarinya.  

Tema dalam cerpen ini mengenai seorang bapak yang menginginkan sebuah rangkaian bunga untuk hadiah ulang tahunya sendiri, cerpen ini berlatar tempat di toko bunga. Dalam membaca cerpen ini saya menjadi sadar akan hal-hal kecil yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Masalah-masalah kecil yang sesungguhnya memberikan pengaruh yang besar seringkali dilupakan. Walaupun hanya dengan memberi ucapan saja sudah membuat hati bahagia. Karena hanya dengan memberi sebuah ucapan bearti kita telah membagikan suatu kebahagiaan yang tak terhingga. Berasa seperti telah meluangkan suatu hak yang sangat bermakna. Dari cerita tersebut kita juga dapat mengambil banyak manfaat dari amanat yang diberikan, yaitu besarnya pengaruh setitik perhatian dari satu orang dapat memengaruhi semangat hidup orang lain. 

3. Pelajaran Mengarang – Seno Gumira Aji Darma 

Dalam cerpen Pelajaran Mengarang ini, karya Seno Gumira Ajidarma menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Sandra berusia 10 tahun yang duduk di bangku kelas V SD Sandra sangat membenci pelajaran mengarang yang diajarkan oleh Ibu Guru Tati. Ibu Guru Tati memberikan 3 pilihan Judul kepada 40 anak muridnya, Sandra merasa teman-temanya tidak memiliki kendala apa pun dalam mengarang tetapi tidak bagi dirinya, Sandra merasa dia harus benar-benar mengarang karena dalam kenyataannya dia memang tidak mengalami kejadian yang sesuai dengan ke tiga Judul tersebut. Sandra pun mulai memikirkan apa yang ada di benaknya tentang ketiga judul tersebut dimulai dari Keluarga yang Berbahagia, dia merasa keluarga yang bahagia ini tidak ada di dalam keluarganya dia hanya hidup dengan Mamanya tidak ada Papa di dalam kehidupnnya, Sandra pernah menanyakan hal itu terhadap Mamanya tetapi yang didapat hanyalah bentakan dan cacian dari Mamanya.

Sandra pun mulai berpikir lagi mengenai Liburan ke Rumah Nenek dan yang masuk kedalam gambaranya hanyalah seorang wanita yang wajahnya penuh kerut yang selalu menghias dirinya dengan sapuan wajah yang sangat tebal, orang-orang memanggilnya dengan sebuta Mami, seorang yang berprilaku kasar terhadap Sandra yang sering mengajak Sandra ke tempat yang Sandra tak mengerti. Sandra pun mulai berpikir tentang Ibu, seorang wanita cantik yang selalu merokok dan mabuk-mabukan yang selalu membentak dan memarahi Sandra tetapi sebenarnya Mama Sandra ini memiliki rasa penyayang terhadap Sandra dan memiliki prilaku yang manis, tetapi tak selalu Mamanya itu berprilaku manis terhadap Sandra, Sandra sering melihatnya bertingkah laku lain. Waktu mengarang pun telah habis, Kertas yang tadi hanya dipandangi oleh Sandra yang masih putih tidak terkena noda, sekarang sudah Sandra tuliskan sepotong kalimat yang berisi “Ibuku Seorang Pelacur…”  

Cerpen ini bertema mengenai Kehidupan Sosial yang dialami oleh satu keluarga yang dimana seorang Ibunya itu bekerja sebagai seorang pelacur dan anaknya baru duduk di bangku kelas V SD. Dalam cerpen ini berlatar tempat di rumah, hotel, plaza, dan sekolah. Terdapat  manfaat yang dapat kita ambil melalui amanat yang disampaikan penulis jika  keluarga merupakan pusat pendidikan utama yang di dapat seorang anak dalam pembentukan karakter, maka keluarga harus bisa memberikan dampak yang positif bagi anak.  

4. Bapak Presiden yang Terhormat – Agus Noor 

Cerpen ini menceritakan tokoh Peang yang memiliki rencana ingin bertemu dengan presiden dan memberinya sebuah surat keluhan tentang desanya. Tetapi, para tetangganya hanya menertawakan apa yang direncanakan Peang. Kang Dasimo lalu mengingatkan agar Peang tidak melakukan apa yang direncanakannya. Sebelumnya, sudah ada yang melakukan tindakan seperti yang direncanakan oleh Peang. Dayat mengirim surat ke kotak pos 5000. Malamnya, Dayat dijemput hansip dan hingga sekarang, tidak diketahui kabarnya lagi. 

Peristiwa yang dialami Dayat, tidak membuat keinginan Peang untuk bertemu Presiden surut. Diam-diam, Peang pergi ke Jakarta untuk  meminta bantuan teman-temannya semenjak kecil yang kini menjadi kuli bangunan. Diantar Jumirin dan yang lainnya , Peang berdiri di pinggir trotoar sambil membungkuk dan melambai-lambaikan amplop dan berteriak memanggil-manggil setiap kali ada raungan sirine. Karena tindakannya, ia lalu di keroyok oleh orang-orang di sekitarnya sampai bonyok karena tindakannya dianggap subversif. Kejadian itu, tidak membuat Peang kapok. Ia terus berdiri di pinggir jalan itu dan menunggu Presiden.  

Penggunaan diksi dalam cerpen ini menggunakan pilihan kata yang mudah dipahami. Cerpen ini bertema mengenai seorang anak laki-laki yang berambisi untuk menyampaikan suara rakyat kepada bapak Presiden. Dalam cerpen ini terdapat kritik sosial, yang ditujukan untuk Presiden agar mau mendengarkan suara rakyatnya. Terdapat manfaat yang dapat kita ambil dari amanat dalam cerpen ini, jika kita harus selalu berusaha dan pantang menyerah, kita juga harus memiliki sifat yang berani untuk menegakkan keadilan bangsa kita.

5. Senyum Karyamin – Ahmad Tohari 

Senyum Karyamin bercerita tentang seorang pemuda pengangkat batu kali yang bernama Karyamin. Karyamin dan kawan-kawannya setiap hari harus mengangkat batu dari sungai ke pangkalan material. Kesewenang-wenangan para tengkulak mempermainkan harga batu membuat kehidupan Karyamin dan kawan-kawannya tak menjauh dari kemiskinan dan kelaparan. Para pengumpul batu itu senang mencari hiburan dengan menertawakan diri mereka sendiri. Itu adalah cara mereka untuk bertahan hidup. “Bagi mereka, tawa atau senyum sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan senyum bagi mereka adalah simbol kemenangan terhadap tengkulak, terhadap rendahnya harga batu, atau terhadap licinnya tanjakan. 

Pagi itu seperti biasa Karyamin mengangkut batu bersama kawan-kawannya. Namun beberapa kali ia tergelincir. Ia merasakan matanya berkunang-kunang dan perutnya melilit. Setiap kali tubuh Karyamin meluncur dan jatuh terduduk, beberapa kawannya terbahak bersama. Ketika bibir Karyamin nyaris membiru dan pening di kepalanya semakin menghebat menahan rasa lapar yang menggigit, Karyamin memutuskan untuk pulang walaupun ia tahu tak ada apapun untuk mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Kegetiran Karyamin semakin menjadi ketika sesampainya di rumah Pak Pamong menagih sumbangan dana Afrika untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Karyamin yang sedang kelaparan hanya dapat tertawa hingga keseimbangan tubuhnya rapuh. Ketika melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha menahannya. Sayang, gagal. 

Ahmad Tohari mendekatkan pembacanya melalui cerita kehidupan orang-orang kecil yang lugu dan sederhana. Melalui tokoh-tokoh sentral ceritanya yang berasal dari kalangan orang kecil itu Tohari seolah ingin menyampaikan pesan sebuah tanggung jawab kemanusiaan. Dalam cerpen ini terdapat tema pengorbanan dan pantang menyerah. Cerpen ini berlatar tempat di tepi sungai, bawah pohon, dan rumah. Terdapat pula manfaat yang dapat kita peroleh dari amanat yang terdapat dalam cerpen ini, yaitu janganlah menari diatas luka orang lain karena kita tidak mengerti seberapa menderitanya orang tersebut untuk dapat bertahan atas lukanya. Dalam cerpen ini juga terdapat amanat lain yaitu janganlah berhutang jika tak mampu membayarnya. Hutang hanya akan menjadi beban dikemudian hari, untuk itu kita harus lebih berhati-hati ketika mengambil keputusan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun Ketegangan dalam Novel Anda: Tip dan Trik Agar Pembaca Tetap Terpikat

Suntikan Nasionalisme Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

Pengaruh Budaya dan Latar Belakang pada Karya Sastrawan